Tradisi Berkirim Kartu yang Hampir Punah
Mungkin generasi y hingga generasi millennial pasti tidak pernah merasakan bagaimana rasanya mengirimkan atau mendapatkan kiriman kartu ucapan dari keluarga ataupun kerabat. Mengirimkan kartu ucapan pada hari-hari besar seperti lebaran, natal dan tahun baru memang sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu. Namun kini perlahan tradisi itu mulai memudar seiring dengan berkembangnya teknologi.
Hadirnya teknologi dalam hidup manusia membawa perubahan yang besar bagi setiap aspek kehidupan. Termasuk dalam dunia pengiriman, mulai dari berkirim barang hingga berkirim pesan sekarang sudah dimodernisasi. Dulunya pada saat hari-hari besar, masyarakat saling berkirim kartu ucapan sebagai bentuk perhatian dan juga kebahagiaan. Misalnya saja kartu lebaran, kartu natal hingga valentine. Sekarang semua itu sudah digantikan dengan mengirimkan sticker online di messenger seperti whatsapp, line atau bbm. Hal itu pun membuat industri pembuat kartu dengan kata-kata yang menarik akhirnya gulung tikar.
Tidak hanya itu, pengiriman kartu pun semakin hari semakin berkurang. Tidak ada lagi yang mengoleksi kartu ucapan karena memang tidak ada yang mengirimkan untuknya. Padahal kartu yang berisi kata-kata akan yang ditulis sendiri tentu akan lebih meninggalkan kesan yang mendalam dibandingkan menerima broadcast message dari messenger. Selain untuk mengirimkan kartu ucapan juga membutuhkan usaha yang lebih besar daripada hanya ucapan yang ditulis di messenger atau sosial media. Bahkan tidak jarang, sudah tersedia templatenya dan hanya tinggak klik lalu ucapan itu sudah langsung terkirim. Jika ingin mengirimkan kartu, pengirim harus membeli kartu ucapan dan menuliskan pesannya sendiri, kemudian mengirimkannya melalui jasa pengiriman.
Menurutmu, apakah tradisi ini memang sudah seharusnya punah, atau masih tetap bisa dilestarikan?
Baca juga : Ciptakan Senyuman Dengan Mengirimkan 3 Barang Ini